::BILA HATI MULA BERKATA-KATA::
::LIDAH TIDAK PERLU MENUTURKAN KATA-KATA::
::KERNA TINTA LEKA BERBICARA::
....islam and life are connected....without islam there's no life...life without islam is empty and meaningless....
"jasad senantiasa tenang..minda sentiasa berperang"
Pohon hijau itu berdiri kaku Megahnya di celah pohonan Ibarat lukisan hidup Tetap tegak dan kaku
Pohon hijau itu tetap kaku Lantas desiran kedengaran Amat sayup dan sayu Ia mula bergerak
Terkadang sebuah kehidupan itu ibarat sepohon pokok yang berakar tunjang kerna tegar saja ia menjerumuskan akarnya ke perut bumi lantas menyediakan satu 'space' yang mapan dan jitu buatnya buat menghadapi jerit payahnya di dunia yang fana ini ..
Angin yang menderu Datang tak menentu Ombak memukul pelayaran Apakan tergoyang keimanan
Tanpa akar yang menjunam ke dasar bumi jua, tiadalah ertinya batang yang tegap mahupun buah-buahan yang meranum kerana bisa sahaja sang pokok rebah menyembah bumi tatkala angin ribut menjengah kunjung ...
Hari-hari yang dilalui dengan menjemur diri di bawah terik sang mentari bagi berfotosintesis;menukar tenaga elektromagnet kepada tenaga kimia, membesar dan menerbitkan buah serta menguntumkan bunga-bunga sebagai 'primary producer' buat rakyat disekeliling membina tenaga...... meskipun dilempari oleh batu-batu di jalanan..meskipun tidak dipedulikan..bak kata imam Hasan Al-Banna "jadilah seperti pepohon yang bisa saja mengirimkan buah-buahnya ke dasar bumi meskipun dilempari dengan batu-batu keras"....Nah, meskipun begitu, kekadang ia juga tidak dapat lari dari hukum alam lantas menjadi sepohon pokok yang pasrah lagi berserah....gaimana tidaknya...parasit-parasit dan virus-virus noda sentiasa saja menyingkap tabir kehidupan seorang pohon, mengintai buat menanti kesempatan untuk berteduh di balik rimbunan pohon, menyerap nutrien pada pohon lantas sepohon pokok lantas tiada berdaya dan hanya menanti sisa-sisa kehidupan yang tidak ampuh lagi diperjuangkan...
Untukmu teman bajailah hidupmu Sirami hatimu dengan ketaqwaan Dalam mencari keredhaan Tuhan
Nah, wahai sepohon pokok...mengapa kau masih lagi tegar lagi mebiarkan jasadmu diratah rakus oleh sang parasit-parasit yang tida mengenal erti jerit payah makhluk lain meneruskan sisa kehidupan yang perlu diperjuangkan ini, buat membina generasi-generasi yang bakal menyuburkan kembali bumi-bumi yang kegersangan ini....
Hati-hati teman Meniti salju kehidupan Nan rapuh bisa cair dan runtuh
Bersama angin lalu kutitipkan harapan Agar terus tabah hadapi cabaran
justeru itu sang pokok, carilah rakan-rakan simbiosismu yang bisa berkongsi suka-duka bersamamu....segala jerit kepayahan tidak lagi disimpan dilubuk sanubari malah wadi floem yang dulu gersang bisa lestari kembali berkat ukhwah yang dibina bersama sahabat bersetiakawan...malah kegembiraan dan rezeki hasil karunia dari yang Maha Esa jua bisa saja di kongsi bersama...walaupun sedikit, tetap saja mencukupi asbab dari keberkatan dari ukhwah perpaduan yang di metrai...
Pohon hijau itu tidakkan kaku lagi Beralun mengikut tarian bayu Pohon hijau itu melambai-lambai Beralun mengukir kehijauan
Bila kejayaan sudah digenggaman Ingat-ingat teman kita kan pulang
Tatkala kaki melangkah Hati ini pasti terusik Persis keliru di sapa bayu Sampaikah aku ke destinasiMu Cukupkah aku dengan bekalanku Atau masihkah aku terawang-awang Umpama lelayang di langit nan biru…
Tika itu… Detik itu… Puas kufikirkan… Bagaimana agaknya melayar bahtera Agar ku senantiasa menjadi perhatianMu Disayangi, dirindu, dibelai dan dimanja Kerana tak dapat kubohongi Halusnya hati, hinanya insani
Saat perkenalan itu… Ku susunkan kata-kata indah Ku bariskan madah-madah doa Ku lafazkan butir ucapan kasih Agar Kau mengerti dan fahami Naluri hati nan suci..
Namun… Ada ketikanya aku terfikir sejenak Ikhlaskah aku mencintaiMu Tuluskah kata-kataku padaMu Dan pada nokhtah itu Ku fahami wadi kalbuku Ku ukirkan senyuman puas Tanda kebenaran jalanku pada yang teristimewa…
Benar.. Ku akui aku insan yang buta tuli.. PadaMu kuserahkan PadaMu kuharapkan Kerna kutahu Kau tak pernah dan tak akan Menjanjikan makna kekecewaan…
Saat ini… Aku amat yakin dan pasti Kau telah menghadiahi Sesuatu yang amat bererti Tanda cintaku padaMu berbalas…
Seringkali kuimpikan seorang teman di sisi Tiap kali kuidamkan sahabat sejati Buat peneman mengharungi onak duri… Hari ini.. Terasa bagaikan aku bermimpi Kerna doaku dimakbulkanMu, Ya Illahi..
Alhamdulillah Terima kasih Ya Maha Pengasih Tiada ungkapan yang mampu dilafazkan Selain tanda mensyukuri nikmatMu Mengurniakan seseorang.. Bergelar teman dan sahabat…
Jika disingkap memori usang Pasti tiada siapa menyangka Kau menganugerahkannya padaku Terima kasih sekali lagi Ya Rahman Kerna menghamparkan ukhwah yang indah Dalam kamus hidupku…
Ku kutip segala kenangan Ku simpan segala kata-kata Ku patrikan segala puisi ciptaan Lalu ku ungkaikan menjadi butiran madah Buat peneman diri Di kala sunyi mengharungi rintangan perjalanan…
Seringkali ku lafazkan Dia amat istimewa Dia peneman tatkala aku memerlukan Bagi mengisi lubuk jiwa dan rohani Dia peneman tatkala aku kesedihan Bagi mengisi kedukaan di hati Dia peneman tatkala aku kekosongan Bagi mengisi ruang tersasar…
Walaupun kufahami Hakikat sebenar kehidupan Tiada kesempurnaan di dunia fana Melainkan diriMu Yang Maha Kuasa Walaupun ku mengerti Setiap yang bermula pasti berakhir Setiap yang indah hanya sementara Setiap yang cantik sekadar pinjaman Namun mengenalinya Sebagai sahabatku arrijal Bagaikan wujudnya erti kesempurnaan Hampir tiada cacat celanya Kaya budi, kaya ilmu, kaya bahasa, kaya segalanya…
Ku pinta padaMu Ya Rabbul Izzati Peliharalah tautan ukhwah kami Supaya aku tak merasai sebuah kehilangan Supaya aku tak menikmati sudut kekosongan Supaya dapat kami anyamkan Kemesraan sebagai jalinan kasih Dalam jiwa yang memerlukan…
Jutaan ikhlas terima kasih padamu, Insan yang menitip bait kata-kata Yang sudi mendalami bicara nukilan jiwa Kerna banyak membantu… Mencorakkan kehidupan Kerna bisa mewarnai keceriaan Kerna mengizinkan tumpangan kasihku…
Masa berlalu begitu pantas Kita tahu ia datang dan pergi Tapi kita jarang sekali menghargainya Kulafazkan kata terima kasih atas segalanya Ku pohon kemaafan atas kesilapan yang ada Sebelum takdir menentukan Perpisahan selamanya…”
Buat-buat sahabatku:
~Sek Keb Dato Bandar Rasah ~Maahad Muhammadi Lelaki ~Cosmopoint College ~Kolej MARA Kulim ~KUTPM/MSU/PTPL ~Kolej Legenda ~Watson JCS Pharmacy ~DIAT ~sahabat2 se'pencerahan'
..terima kasih kerana mengukir sebuah sejarah dalam kehidupan ini..
"once d brothers united...they will never divide.." (49:10)
"valuing someone is not just by seeing each other always. what counts is that somehow in our busy lives, we remember each other"
~Masih Ada Waktu by RAST~
"andai semalam kau adalah sahabatku, dan hari ini kau masih tetap sahabatku, jangan risau mengenai hari esok kerna kau akan tetap sahabatku"
Ada SMS masuk, "Tolong yang punya golongan darah A segara datang ke PMI, ada saudara kita yang sangat membutuhkan”. Tanganku agak bergetar menerima SMS itu membayangkan orang yang sedang membutuhkan darah, tetapi golongan darah saya O bukan A.
Lantas, tanpa berpikir panjang, saya telpon beberapa teman. Teman pertama, golongan darahnya tak cocok. Kemudian saya telpon teman satu lagi, tak cocok juga, tapi dia merekomendasikan teman lainnya. Syukurlah cocok, dalam hati saya bergumam, alhamdulillah, akhirnya ketemu juga orang yang punya golongan darah A dan mau mendonorkannya. Hati saya berangsur tenang.
Di PMI, ternyata sudah menunggu beberapa orang, lebih dari sepuluh orang yang siap mendonorkan darahnya. Sebenarnya lima orang saja sudah cukup, tapi yang datang lebih banyak dari yang dibutuhkan. Semua itu berkat SMS yang beredar cukup banyak dan tertuju pada banyak orang pula. Awalnya, satu orang yang mengirim, berikutnya, yang menerima memforward SMS itu dan berlangsung secara zig zag sehingga ada beberapa orang yang menerima sampai dua kali.
Inilah wujud ukhuwah... Ukhuwah yang begitu indah....
Sebuah kenangan manis tersendiri yang diperlihatkan oleh para kader dakwah. Di kampus, mereka bermarkas di unit-unit kerohanian Islam dan masjid kampus, sementara di masyarakat mereka bergerak pada wilayah garap profesinya masing-masing dan di sebuah partai Islam yang juga dikenal sebagai partai dakwah. Peristiwa ini hanyalah secuil kisah bagaimana ikatan persaudaraan sesama muslim, ikatan saling membantu dan meringankan beban orang lain tak hanya sekedar isapan jempol belaka, tapi benar-benar terwujudkan dalam kehidupan nyata.
Persaudaraan (ukhuwah) Islam tak terbatas ikatan biologis semata. Tetapi karena ikatan iman. Ikatan bahwa kita sesama muslim, kita adalah saudara. Ketika ada anggota tubuh yang sakit, semua ikut merasakannya. Inilah pengibaratan yang persaudaraan kita. Ketika ada di antara kita yang membutuhkan pertolongan, kita dengan senang hati, dengan rasa tulus membantu mereka yang membutuhkan.
Bukan atas dasar ingin dapat pujian, ingin dapat imbal jasa. Bukan, bukan karena itu. Tetapi, ini adalah perwujudkan cinta kasih kita terhadap sesama muslim, kita melakukan hal ini karena landasan iman. Seperti gambaran dalam sebuah hadist “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR Bukhori). Jadi, alangkah malunya kita ketika membanggakan diri sebagai orang beriman tapi tak peduli terhadap sesama.
Kini, kita saksikan berbagai penderitaan dan kemiskinan melanda bangsa kita, rakyat Indonesia. Kisah-kisah memilukan, menyayat hati sering kita dengar, kita baca dan kita lihat di media. Ketika berbicara rakyat Indonesia, yang terbayang adalah sejumlah besar penduduk yang muslim. Menghadapi kenyataan ini tak ada kata yang tepat bagi kita selain kepedulian. Pertanyaannya, bukan bisa atau tidak bisa kita mengakhiri kisah sedih rakyat Indonesia, tapi kita mau atau tidak mau melakukannya. Berbekal kemauaan, insyallah jalan akan terbuka lebar sehingga pelan tapi pasti kita kelak kita akan menyaksikan penduduk negeri ini makmur, bisa hidup layak dan penuh sentuhan religiusitas.
Sebagai penggugah jiwa, renungkanlah kata-kata ini. Ada sebuah kata-kata bijak yang bisa mengingatkan kita;
“Siapa diri kita sesungguhnya dapat dilihat dari apa yang kita perbuat Bukan dari harta yang kita miliki”
Atau perkataan Sayyid Qutb, seorang pemikir dan aktivis Islam dari Mesir;
"Orang yang hanya memikirkan diri sendiri, akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Tetapi orang yang mau memikirkan orang lain, ia akan menjadi orang besar dan mati sebagai orang besar”. Begitulah kawan, kita semestinya bersikap.
Sebagai penutup, izinkan saya berterima kasih kepada seorang kawan. Semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan. Suatu ketika, saya sedang kehabisan uang. Perut lapar karena belum terisi apapun. Disaat lapar inilah datang seorang kawan dengan muka penuh senyuman, "Bro, udah makan belum, ane traktir yuk”. Saat itu, rasa trenyuh tak terbedung lagi, sementara tak terasa air mata menetes penuh syukur.
Purwokerto, Awal Januari 2007 Ketika kepak sayapku mulai mengangkasa
Oleh Yon's Revolta www.eramuslim.com bahtera berlainan....namun yg pasti destinasi kita sama...mga kita dipertemukan disana...i'allah..